Si Kecil Alergi?


Alergi pada anak
KENALI GEJALANYA….
Alergi merupakan salah satu penyakit anak anak yang paling umum. Jika anak Anda menderita gangguan alergi, kemungkinan ini ‘diwariskan’ dari orang tua atau kerabat terdekat.

Para ilmuwan percaya bahwa alergi disebabkan oleh kombinasi antara factor keturunan dan lingkungan. Karenanya, tidak mengherankan bila anak-anak yang perama kali mengalami alergi terhadap sesuatu yang berada di lingkungan rumah, seperti : hewan peliharaan, debu, makanan tertentu, kutu, atau jamur. Alergi pada masa kanak-kanak umumnya adalah asma, hay fever (alergi yang disebabkan allergen tertentu, misalnya serbuk bunga), biduran, dermais kontak, dan alergi makanan. 

Beberapa Gejala yang Sering Muncul
Masing masing alergi memilikibeberapa gejala yang kha, diantaranya :
Hay Fever, gejalanya adalah :
Bersin-bersin, pilek, sesak nafas, gatal-gatal dan hidung berair.
Mata berair, gatal, merah atau membengkak.
Batuk, perdarahan hidung, atau rasa sakit di seputar hidung bagian luar.
Lingkaran hitam di bawah mata.
Mendengkur pada malam hari dan bernafas melalui mulut.
Merasa lelah karena umumnya tidak bisa tidur nyenyak pada malam hari.
Meludah terus menerus
Sakit kepala tanpa demam.

Asma,gejalanya :
Nafas berbunyi, tidak bisa bernafas dan dada sesak sehabis berolah raga atau setelah terkena allergen.
Kulit lebam, mengantuk, detak jantung cepat.
Bentuk dada agak melebar (sering disebut dengan istilah ‘dada merpati’)

Biduran, gejalanya :
Ruam-ruam kulit terasa gatal, berwarna merah dan membengkak dengan bagian tengah berwarna pucat. Tersebar baik di sekujur tubuh maupun pada satu bagian saja, misalna wajah.
Lokasinya bisa berpindah-pindah.  Hilang biduran di satu tempat, muncul biduran di bagian  tubuh  lainnya.

Dermatitis kontak, gejalanya:
Kulit melepuh kecil-kecil, berwarna merah, namun tidak terlalu  gatal.  Alergi biasanya hilang bila penyebabnya hilang.

Alergi makanan, gejalanya:
Bibir bengkak.
Rasa geli  di sekitar mulut atau tenggorokan.
Muntah.
Perut kembung.
Diare.
Usus besar bekerja lebih aktif.
Perut mules.

Bila ke Dokter
Laporan  Anda mesti lengkap, meliputi gejala, kelainan yang muncul, riwayat medis anak (pra, waktu dan  pra kelahiran),  riwayat alergi dalam keluarga dan riwayat  makanannya secara lengkap.  Selain itu ceritakan pula kondisi lingkungan, termasuk  informasi mengenai  hewan  peliharaan  dan tanaman yang ada di rumah, serta kondisi emosi dan  social di masa lalu dan masa kininya.

Jika informasi tidak cukup, dokter akan meminta Anda  untuk memulai  mencatat secara rutin  reaksi alergi anak.  Jika reaksi alergi ini terjadi hanya pada satu masa tertentu  selama satu tahun, misalnya, maka penyebabnya  mungkin  serbuk  atau jamur musiman.  Jika reaksi alergi  terjadi hanya bila mengunjungi  orang  yang memiliki hewan peliharaan, mungkin penyebabnya adalah bulu binatang.

Artikel terkait:
Si Kecil Alergi: Kenali Gejalanya
Si Kecil Alergi: Pencegahan



Ponpes Kedunglo: Profil Singkat


Salah Satu Gedung Pendidikan Ponpes Kedunglo Wahidiyah
Pondok Pesantren Kedunglo atau Ponpes Kedunglo terletak di pinggir Sungai Brantas Kediri  diantara  dua jembatan lama dan jembatan baru Kota Kediri.  Letak persisnya berada di Desa Bandar Lor Kecamatan Mojoroto Kota Kediri.  Ponpes Kedunglo didirikan oleh KH. Mohammad Ma’roef, RA pada awal  abad 20 atau sekitar  tahun 1900an.

Sejak berabad-abad lalu, pondok pesantren telah mewarnai perjalanan sejarah nusantara, khususnya di bidang kependidikan. Pada masa awal perkembangan Islam di tanah Jawa, para ustadz dan mubaligh mendidik kader-kader pejuang Islam di pesantren. Fungsi ini bertambah luas ketika Sunan Ampel yang membuka pondok pesantren di Surabaya mengajarkan pula berbagai disiplin ilmu dan tidak terbatas pada ilmu agama. Mulanya pesantren memang terkesan sangat mengisolasi diri terhadap ilmu pengetahuan modern, utamanya yang berasal dari barat. 

Akan tetapi, memasuki pertengahan tahun 1900-an, beberapa pondok pesantren mulai mau menerapkan ilmu modern. Tidak hanya itu, sistem pendidikannya pun ikut juga mengadopsi sistem pendidikan nasional. Salah satunya adalah yang dilaksanakan oleh Ponpes Kedunglo, Kediri, Jawa Timur. Pondok pesantren yang kuat aroma tasawuf-nya ini didirikan tahun 1901 oleh KH Muhammad Ma'roef.
Kyai ini berlatar pendidikan di Ponpes Bangkalan Madura pimpinan KH M Cholil. Seperti ponpes yang lain, Kedunglo membawa misi untuk mengajak masyarakat mengamalkan ajaran agama Islam. KH Ma'roef, RA  wafat tahun 1955 dan kepemimpinan pesantren dilanjutkan salah satu anaknya, KH Abdul Madjid.  

Hadrotul Mukarom Mbah KH Abdul Madjid, Qs wa Ra,  lantas mendalami tasawuf dengan mempelajari lebih dalam kitab al-Hikam. Akan tetapi, oleh Mbah Yahi Madjid, Qs wa Ra, tasawuf tidak hanya merupakan bahasa ilmiah, melainkan terapan kehidupan untuk menggapai ma'riffat Allah.
Hal ini kemudian dilanjutkan oleh penerusnya, yakni KH Abdul Latif Madjid. Di masa kepemimpinan Hadrotul Mukarom  Kanjeng Romo KH Abdul Latif Madjid, RA  inilah  Ponpes Kedunglo menjelma menjadi salah satu pesantren yang cukup berpengaruh di Kediri bahkan Jawa Timur. Pesantren ini sekarang lebih menekankan program pendidikannya secara komprehensif pada bidang ekonomi, sosial maupun budaya. Namun, hal ini dilakukan dengan tidak menghilangkan misi dan visi agamanya yakni mencetak wali yang intelek atau ulama yang wali. "Untuk itulah, dalam upaya perbaikan keimanan umat, bila para ulama lain menerapkan metode dakwah ilmiah, namun Ponpes Kedunglo melakukannya melalui doa," papar KH Abdul Latif Madjid yang akrab disapa Kanjeng Romo Yahi oleh santrinya.

Kedunglo yang terletak di desa Bandarlor, Kediri, mempunyai luas sekitar 2 hektar. Lokasinya tampak berbaur dengan pemukiman penduduk, dalam artian ponpes ini tidak 'memagari' diri pada satu komplek. Kegiatanbelajar mengajar dilangsungkan di beberapa  gedung bertingkat dan terdiri  dari gedung local lama 2 tingkat (10 lokal) gedung  baru 4 tingkat (16 lokal) dan Gedung TK Plus Wahidiyah (2 tingkat).  Gedung pendidikan tersebut akan ditambah dengan Gedung Universitas Wahidiyah yang akan dibangun  tahun depan  yang direncanakan   tingkat 5. 

Untuk menampung para santri, tengah  dibangun asrama santri  yang saat ini masih dalam tahap pematangan konsep  (design dan aspek teknis lainnya).  Jumlah santrinya terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, dan kini tercatat 1.000 santri (60 persen santri putri dan 40 persen putra) menimba ilmu dan mondok di Ponpes Kedunglo. Mereka bukan hanya berasal dari Kediri dan sekitarnya, melainkan juga dari seluruh Indonesia  seperti Kalimantan, Sulawesi,  Bali, Nusa Tenggara Sumatera termasuk dari Daerah Istimewa Nangro Aceh Darus Salam juga telah mengirimkan  putra-putranya untuk mondok di Ponpes Kedunglo. 

Sumber : diambil dari hasil wawancara Republika dengan Pengasuh Ponpes Kedunglo, 2003, - dengan editing seperlunya.