Perdarahan saat hamil |
Meskipun tidak semua perdarahan membahayakan,
namun beberapa bisa
merupakan tanda terjadi
suatu masalah yang serius dan perlu mendapat perhatian. Yang Perlu
Diwaspadai dalam Perdarahan Saat Hamil misalnya:
Plasenta previa (ari-ari
terletak di bagian bawah rahim)
Bila ari-ari tumbuh
dan melekat di bagian bawah rahim,
ini bisa menghalangi janin pada saat kelahirannya nanti. Normalnya, plasenta tumbuh
dan melekat di puncak rahim, sehingga tidak menghalangi janin lahir. Ketika janin semakin besar, kepalanya akan
mendesak plasenta yang melekat di bagian
bawah, sehingga timbullah perdarahan.
Sebenarnya bila rahim semakin besar,
puncaknya akan kosong dan biasanya
ari-ari yang melekat di bagian
bawah bisa bergerak ke atas, sehingga tidak lagi
menghalangi jalan lahir. Kalau
ari-ari tetap di bawah, ibu
harus melahirkan bayinya dengan bedah Caesar.
Ari – ari terlepas
Meskipun plasenta
sudah terbentuk sempurna, kadang-kadang bagian tepinya terlepas dari
dinding rahim. Ini berarti ada kebocoran
kecil di sekitar plasenta. Jika seluruh plasenta terlepas dari
tempatnya, itu merupakan ancaman terhadap kehamilan. Banyaknya perdaraha tidak bisa mencerminkan
besar kecilnya bagian plasenta yang terlepas, karena darah bisa saja tertahan
di dalam rahim. Kalau seluruh
ari-ari sudah terlepas dan usia
bayi sudah cukup bulan, maka harus segera
dilakukan bedah Caesar untuk menyelematkan bayi.
Keguguran
Ada tiga tipe keguguran, yaitu:
Pertama, tipe terancam. Yaitu bila perdarahan
terjadi karena trauma leher rahim atau
adanya isi rahim yang keluar. Ini berarti hampir terjadi keguguran,
tetapi janin masih bisa diselamatkan.
Kedua, tipe
kehilangan. Yaitu bila janin sudah mati, tetapi belum keluar dari rahim. Kondisi ini biasanya ditandai dengan
keluarnya darah berwarna coklat tua, dan ibu tidak merasakan mual atau muntah
lagi.
Ketiga, tipe tidak
dapat dihindarkan, yaitu bila si ibu sudah dipastikan mengalami keguguran dan
tidak bisa ditolong lagi.
Ketiga tipe keguguran
tersebut dapat terjadi
sampai usia kehamilan
24 minggu. Jika lebih dari itu,
keluarnya janin bisa disebut kelahiran
dini. Bila keguguran terjadi setelah 14 minggu usia kehamilan,
maka perlu dilakukan kuretase untuk membersihkan sisa kehamilan.
Kehamilan ektopik
Hal ini terjadi bila zygote (hasil pembuahan
sel telur) membenamkan diri pada
salah satu saluran telur, tidak pada dinding rahim. Dinding saluran telur
yang tipis tidak mampu
menampung zygote yang terus
tumbuh. Bila dibiarkan, saluran telur bisa pecah
akibat desakan zygote yang semakin
besar. Biasanya hal ini terjadi di antara minggu 6 sampai 18 dari masa
kehamilan. Kondisi ini menimbukan perdarahan
berat serta rasa nyeri yang
hebat, dan harus diatasi dengan
operasi, terutama untuk menjahit dinding
saluran telur yang terbuka.
Hamil anggur
Seorang wanita yang mengalami hamil anggur biasanya akan
mengalami gejala yang sama dengan
kehamilan normal. Akan tetapi
sel-sel yang seharusnya tumbuh menjadi janin malah tumbuh secara tidak
tidak beraturan, yaitu menjadi sekumpulan kista mirip kumpulan
anggur yang berisi cairan.
Kehamilan ini bisa ditandai dengan
perdarahan berulang, dan kadang
disertai keluarnya jaringan berbentuk
gelembung. Bila belum parah,
hamil anggur bisa diatasi dengan
kuret. Bila sudah cukup
parah, bedah harus dilakukan untuk
mengangkat kista, agar tidak
menyebar ke bagian tubuh yang lainnya.
Itulah beberapa hal
yang bisa menjadi penyebab di saat
hamil. Jadi bila Anda mengalaminya, sebaiknya segera periksa
ke dokter untuk mengetahui penyebab
sekalius solusinya.
Sumber:
Majalah Nikah
No comments:
Post a Comment
Terima kasih sudah membaca blog saya, silahkan tinggalkan komentar