Mengatasi Mata Lelah Akibat Sering Di Depan Monitor

Mata lelah akibat monitor
Apakah mata anda lelah akbat  terlalu lama di depan monitor komputer, laptop, Ipad  atau handphone.  Mata lelah  bisa disebabkan oleh sinar radiasi layar monitor. Akhir-akhir ini banyak dari kita yang memiliki kebiasaan untuk bekerja berlama-lama di depan monitor PC, entah untuk bekerja atau melakukan hal lain seperti bermain game dan browsing. Alhasil efek mata lelah dan kepala pening pun tak dapat dihindari. Walau banyak yang menganggap fakta ini tidak sepenuhnya benar, namun kenyataannya hal ini tetap mempengaruhi kesehatan mata kita. Efeknya terkadang kita sedikit kesulitan untuk memfokuskan objek pandang, rasa pening dan sebagainya. Hal ini tentunya diakibatkan pancaran radiasi monitor yang terlalu lama saat kita bekerja.

Berikut ini adalah beberapa tips mengatasi mata lelah akibat terlalu lama di depan monitor:

1. Jaga jarak pandang dari monitor.

Seharusnya kita menjaga jarak pandang ke monitor kita dengan baik. Berada terlalu dekat dengan monitor memang sedikit membahayakan bagi mata kita. . Jarak yang disarankan adalah sekitar 20-40 inchi (50-100cm) dari mata.

Jika kita masih kesulitan membaca padahal monitor sudah berada pada jarak 20 inchi, cobalah untuk memperbesar font kita hingga kita merasa nyaman. Kalau untuk keperluan kantor mintalah pengajuan penggantian monitor LCD, karena mata sangat berharga dan belum masuk asuransi.

2. Singkirkan CRT, Beralih ke LCD

Sinar radiasi yang dihasilkan Monitor tabung (CRT) lebih kuat daripada LCD dan ini juga berdampak pada kesehatan mata kita. Monitor tabung (CRT) memang memberi efek yang lebih buruk dibanding LCD, selain energi yang dibutuhkan juga lebih besar. Cobalah mengganti monitor CRT kita dengan LCD.

Namun harga monitor LCD memang lebih mahal dibanding CRT. Kalau keuangan kita belum cukup menggantinya atau pihak kantor tempat kita bekerja  belum merealisasikan pengajuan, ada baiknya kita membeli filter anti-radiasi. ini adalah solusi untuk mengurangi rasa nyeri mata akibat duduk berlama-lama di depan monitor, namun dengan harga yang murah.

3. Atur monitor setting

Aturlah tingkat kecerahan dan  ketajaman monitor anda dan sesuaikan dengan kebutuhan. Beberapa monitor yang ada sekarang banyak menyediakan pre-set display mode, untuk memudahkan pengguna mengganti setting layar mereka. Pre-set setting tersebut memberi level brightnes yang berbeda, untuk menyesuaikan kondisi penggunaan monitor. Adakalanya manfaatkan hal tersebut.

Misal settingan seperti, ‘text’ atau ‘internet’ akan terasa lebih sejuk di mata, saat kita gunakan untuk mengetik ataupun browsing. Setingan ‘game’ atau ‘movie’ akan terlihat lebih terang saat digunakan.

4. Mengistirahatkan mata sejenak, secara berkala

Ini adalah cara yang paling mudah, murah dan aman. Cara termudah menghindari mata lelah akibat radiasi monitor adalah mengistirahatkannya secara berkala. Cobalah untuk mengistirahatkan mata sekitar 5 menit tiap jamnya. Kita dapat menggunakan waktu 5 menit tersebut untuk berjalan-jalan, melihat pemandangan, atau mambasuhnya dengan air.

5. Gunakan kacamata anti radiasi

Walau hal ini membutuhkan biaya yang relatif lebih mahal, namun ada baiknya saat memiliki cukup uang kita membeli kacamata anti-radiasi. Selain bisa dibawa kemanapun kita bekerja, kacamata ini tak hanya berguna saat kita bekerja di depan monitor, namuna juga melindungi mata dari cahaya lampu mobil, radiasi TV, dan sebagainya.

Faktanya lapisan anti-radiasi pada kacamata tersebut, sangat berguna bagi mata kita. Karena lapisan tersebut secara otomatis mengurangi efek nyeri di mata akibat radiasi cahaya berlebih. Ada baiknya  sisihkan sebagian dari uang gaji atau LP untuk membeli kacamata anti radiasi.


Semoga bermanfaat …

Anak Gemuk Tidak Identik Anak Sehat

Anak gemuk = sehat?
Umumnya orang tua senang bila mempunyai anak yang gemuk. Karena anak yang gemuk mencerminkan asupan gizi yang cukup.Disamping itu anak yang gemuk akan terlihat lucu dan menggemaskan. Namun apakah anak yang gemuk identik dengan anak yang sehat? Persepsi masyarakat selama ini bahwa anak gemuk berarti sehat harus diubah, karena ketika tumbuh menjadi dewasa anak yang obesitas (kegemukan) itu berpeluang besar mengidap berbagai penyakit berbahaya.

Menurut dr Damayanti Rusli Sjarif, SpA(K) dari Unit Kerja Koordinasi Nutrisi dan Penyakit Metabolik Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) bahwa Paradigma tentang sehat selama ini selalu dikaitkan dengan anak yang gemuk, padahal kegemukan adalah wujud dari malnutrisi (pemberian nutrisi yang salah), bukan hanya kurang gizi seperti dipahami kebanyakan orang.

Ia menyatakan hal itu ketika memberikan paparan tentang pencegahan malnutrisi dan penyakit tidak menular pada anak Indonesia di Jakarta, Selasa (29/5/2012).

Damayanti mengatakan, persepsi itu disebabkan oleh kurangnya pengetahuan orang tua tentang kebutuhan nutrisi anak pada saat kehamilan maupun pertumbuhan mereka di usia emas, sejak lahir hingga dua sampai tiga tahun. "Banyak orang tua yang berasal dari kalangan ekonomi mampu, tetapi tidak tahu makanan apa yang dibutuhkan anaknya sehingga asupan gizi dan nutrisi anak tidak sesuai," katanya.

Menurut dia, hal itu terbangun sejak masyarakat Indonesia yang tadinya bermata pencaharian dengan basis agraris, dengan kebutuhan pangan yang sudah tersedia dari hasil tani, kemudian beralih karena industrialisasi yang kemudian mengganggu pola makan.

"Dengan perpindahan masyarakat dari desa ke kota, banyak yang tidak memasak makanan sendiri karena waktunya habis untuk bekerja, mereka kemudian membeli makanan cepat saji yang kaya kalori namum miskin asupan nutrisi dan zat lain yang diperlukan tubuh untuk tetap sehat," katanya.

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan, tercatat 17,9 persen kasus malnutrisi yang terjadi pada anak usia di bawah lima tahun, dengan tingkat obesitas pada kelompok anak yang sama sebesar 14 persen.

"Angka (obesitas) tersebut bisa lebih parah di perkotaan seperti Jakarta, yang bisa mencapai 20-30 persen karena pola konsumsi makanan yang tidak sehat," tegasnya.

"Makanan cepat saji merupakan makanan yang tinggi kalori, tetapi rendah kandungan nutrisi yang diperlukan tubuh seperti zat besi, vitamin A dan zinc," katanya.

Secara umum, obesistas disebabkan oleh konsumsi kalori yang berlebihan, sehingga tubuh mengalami penimbunan lemak yang tentunya menghambat produktivitas seseorang. Obesitas sendiri terbukti dapat meningkatkan risiko terjadinya sejumlah penyakit menahun seperti diabetes, tekanan darah tinggi, stroke, serangan jantung, gagal jantung, beberapa jenis kanker, batu kandung empedu dan batu kandung kemih, serta sejumlah gangguan lainnya.

Untuk mencegah obesitas tersebut, Damayanti menyarankan agar orang tua mencari tahu pengetahuan tentang kebutuhan nutrisi dan gizi yang tepat bagi anak mereka. "Ada sekitar 70 persen orang tua yang berasal dari kalangan ekonomi mampu tetapi tidak paham tentang makanan yang tepat bagi anaknya sehingga perlu mendapat pendidikan tentang nutrisi dan gizi tersebut bahkan sebelum ibunya memasuki masa kehamilan," katanya.
Artikel terkait:
Anak Gemuk Tidak Identik Anak Sehat
Perlukah diet untuk anak?


Sumber: Kompas.com

Diet untuk anak: Apakah perlu?

Diet untuk anak: perlukah?
Tingkat perekonomian rakyat saat ini semakin meningkat. Jumlah keluarga sejahterapun bertambah. Hal ini berdampak pada meningkatnya daya beli masyarakat. Berangkat dari hal tersebut maka masyarakat akan cenderung berusaha membelanjakan  uangnya untuk membeli barang yang ia inginkan termasuk dalam hal memenuhi kebutuhan anak-anaknya. Orang tua cenderung selalu ingin memenuhi permintaan buah hatinya termasuk dalam hal makanan. Bila  makanan tidak terkontrol, anak-anak bisa mengalami kegemukan atau obesitas.

Jumlah anak-anak yang mengalami obesitas semakin meningkat. Statistik menunjukkan bahwa 1 dari 10 anak usia sekolah mengalami obesitas atau kegemukan1. Apabila terus dibiarkan, mereka akan tetap mengalami obesitas sampai dewasa. Padahal obesitas terkait dengan meningkatnya resiko penyakit seperti diabetes, hipertensi, sampai penyakit jantung2. Belum lagi stigma sebagai anak gemuk dapat melukai kepercayaan diri sang buah hati3. Sebagai orang tua, tentunya Anda tidak ingin hal tersebut menimpa buah hati Anda, bukan?

Diet = Solusi?
Diet Untuk Anak: Apakah Perlu? Seiring meningkatnya kekhawatiran terhadap tingkat kegemukan anak, beberapa orang tua mulai mengontrol berat badan anaknya. Bahkan beberapa orang tua menerapkan program diet ketat serta memberikan obat pelangsing untuk sang buah hati. Padahal, diet ketat serta obat pelangsing bukanlah solusi terbaik. Anak yang kegemukan harus tetap makan tiga kali sehari ditambah camilan di antara waktu makan. Hal ini dikarenakan anak-anak memerlukan nutrisi yang cukup dan seimbang untuk mengoptimalkan proses tumbuh kembangnya. Apabila anak dipaksa diet ketat, pertumbuhan serta kesehatan anak bisa saja terganggu.

Lalu, Bagaimana Solusinya?
Sebenarnya, cara untuk memperbaiki kegemukan pada anak cukup mudah. Prinsip yang paling penting yaitu menyesuaikan asupan kalori dengan kebutuhan anak4. Berikut adalah beberapa solusi untuk mengatasi kegemukan atau obesitas pada buah hati Anda.

 Menyesuaikan asupan kalori
Kebutuhan kalori dapat bervariasi tergantung pada aktivitas anak. Semakin aktif sang buah hati, kebutuhan kalorinya pun akan meningkat. Namun, perlu diingat bahwa porsi makan si kecil tidak sebanyak porsi makan orang dewasa. Karena itu, berikan porsi yang lebih kecil untuknya. Berikan ia porsi kecil atau sekitar ½ atau 2/3 porsi dewasa ketika Anda mengajaknya makan di luar4.
Pola makan 3B: Berimbang, Beragam, Bergizi
 Tujuan dari makan tidak hanya untuk memberikan rasa kenyang tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan nutrisi. Anak yang sedang bertumbuh membutuhkan asupan zat gizi yang beragam, mulai dari karbohidrat, lemak, dan protein, sampai vitamin dan mineral, khususnya kalsium, zinc, magnesium, fosfor, serta vitamin B, dan vitamin D.

    Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang beraneka ragam tersebut, usahakanlah mengombinasikan berbagai jenis makanan yang mencakup sayur-sayuran, buah-buahan, sumber karbohidrat, daging, makanan laut, protein nabati serta susu.

    Selain beragam, nutrisi yang diberikan pun harus seimbang. Karbohidrat dan lemak memang diperlukan, tetapi jangan sampai asupan kedua jenis nutrisi tersebut berlebih sehingga menggantikan asupan makanan bergizi seperti susu, sayuran, dan buah-buahan. Mengurangi asupan makanan yang manis-manis dan tinggi lemak merupakan pilihan bijak untuk mencegah kelebihan kalori yang berdampak pada obesitas4.
Vote for Better Option
    Mengatur pola makan bukan berarti lantas meniadakan konsumsi nutrisi tertentu sama sekali. Kunci pengaturan pola makan adalah menggantikan pola makan yang ada dengan pilihan yang lebih sehat. Sebagai contoh, apabila anak Anda terbiasa makan ayam goreng, cobalah gantikan dengan ayam bakar atau sup ayam yang lebih sedikit kandungan lemaknya. Kentang goreng atau french fries dapat digantikan dengan mashed potato, konsumsi daging merah dapat digantikan dengan ikan, dan sebagainya. Tetap sediakan makanan yang disukai anak, namun dengan pilihan yang lebih sehat.

 Olahraga dan Aktivitas Fisik
    Ajak anak Anda untuk berolahraga4,5! Bermain badminton, bulu tangkis, atau berenang bersama merupakan aktivitas yang menyenangkan dan juga menyehatkan. Apabila sang buah hati suka bermain game, siasati dengan memberikannya games yang merangsang aktivitas fisik seperti Nintendo Wii, simulasi dance, dan sebagainya6.7. Aktivitas fisik akan meningkatkan penggunaan kalori menjadi energi sehingga membantu memperbaiki keseimbangan kalori. Penelitian pun menunjukkan bahwa anak yang rutin berolahraga lebih jarang terkena obesitas serta lebih jarang sakit dan terkena gangguan kesehatan dibandingkan anak yang tidak rutin berolahraga4,5.

Pilah-Pilih Minuman
    Tak jarang, kita hanya menyeleksi makanan yang kita makan, tapi tidak mengontrol apa yang kita minum. Padahal, kegemukan bisa saja disebabkan oleh minuman manis yang tinggi kalori. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang mengonsumsi minuman manis atau minuman bersoda cenderung lebih gemuk dibandingkan anak-anak yang tidak mengonsumsi minuman tersebut8.

    Tidak ingin hal tersebut terjadi pada buah hati Anda? Selalu ajarkan mereka untuk minum air putih! Air putih adalah minuman yang paling baik untuk menggantikan cairan tubuh serta tidak menimbulkan resiko kesehatan. Karena itu, selalu pastikan buah hati Anda minum 8 gelas air putih per hari untuk mempertahankan keseimbangan cairan tubuhnya.

Kegemukan pada anak dapat diatasi dengan pengaturan pola makan dan aktivitas fisik yang baik. Cara ini pun akan lebih efektif apabila orang tua ikut berpartisipasi serta menjadi role model. Segera terapkan pola hidup sehat demi keluarga dan buah hati Anda. Berikan HiLo School bagi buah hati Anda yang telah berusia >5 tahun untuk pertumbuhan idealnya. HiLo School merupakan susu mineral alami dengan kandungan lemak yang paling rendah.

Artikel terkait:
Anak Gemuk Tidak Identik Anak Sehat
Perlukah diet untuk anak?
 
Sumber: http://www.hilo.co.id